Padang pasir di parangkusumo ini memang unik dan disebut-sebut sebagai gurun sahara Indonesia . Bila umumnya gurun pasir hanya bisa dijumpai di Negara beriklim kering, gurun ini malah berada di Negeri tropis. Sejauh mata memandang hamparan pasir terbentang luas hingga 15 kilometer. Sesekali angin laut yang bertiup mengubah bentuk gundukan gurun pasir yang tingginya bias mencapai tujuh meter, saat matahari terbenam, bias sinarnya menimbulkan warna keemasan yang cantik.
Menurut kepercayaan penduduk setempat, pantai parangkusumo merupakan tempat pertemuan antara raja-raja yang memerintah kerajaan mataram dengan kanjeng ratu kidul. Setiap tahun, pada hari ke-30 dibulan ketujuh dalam penanggalan jawa (Rajab), banyak orang mengunjungi pun cepun di kawasan ini untuk bermeditasi dan mendapatkan ketenangan spiritual. Legenda menyebutkan bahwa dua batu yang terletak di dalam puri tersebut merupakan tempat pertemuan penembahan senopati dan ratu kidul untuk mengikat suatu perjalanan yang berawal dari permintaan sang raja untuk menjadi penguasa mataram. Perjanjian itu membuat Yogyakarta sebagai salah satu pecahan mataram yang memiliki hubungan erat dengan laut selatan. Hal ini terbukti dari pelaksanaan upacara atau prosesi labuhan setiap tahunnya yang bertepatan dengan peringatan kelahiran sultan yang berkuasa.
Selain melihat prosesi labuhan dan berkeliling pantai dengan kereta kuda, gumuk pasir parangkusumo merupakan tempat sempurna untuk menguji adrenalin dengan sandboarding dengan menggunakan papan seluncur serta helm, pengaman tangan dan lutut, bersiaplah meluncur cepat dari puncak gumuk pasir setinggi lima hingga tujuh meter.
Leave a Reply