judul artikel ini emang penuh kontra, ya iya masa wisata ke makam belanda hee, eits tapi ini bukan bertujuan untuk ngasih sesajen atau sejenisnya ya. wisata kali ini bertujuan untuk mengenal sejarah makam kuno yang ternyata ada di kebun raya bogor.
Sudah santer beritanya kalau Kebun Raya Bogor identik dengan tempat nyaris romantis anak-anak muda dan simbah-simbah yang masih jatuh cinta. Jalan beriringan sambil bergandengan tangan menyusuri jalan setapak dua tapak. Melewati pohon-pohon rindang. Kemudian menyebrangi jembatan gantung besar yang disebut Jembatan Cinta. Makan di Kafe Dedaunan. Destinasi terakhir, mampir di rumah bunga.
Dengan membayar seharga Rp 14,000.- per tiket, anda sudah bisa masuk ke Kebun Raya Bogor dan melihat-lihat koleksi pepohonan dan bunga-bunga, sambil jalan-jalan segar. Termasuk memandangi Istana Bogor dari balik jeruji besi.
Rupanya sedikit sekali wisatawan yang berminat mendatangi Kuburan Belanda ini. Suasana teduh, segar, asri, dan rindang menyatu dengan suara gesekan pepohonan bambu akibat kencangnya tiupan angin. Nisan-nisan dengan ornamen cantik nan unik, seperti wanita yang terbang sambil ngegondol bayi. Peletakan kuburannya pun ditata rapi. Melalui nisan-nisa tersebut, kita bisa membaca nama-nama orang yang telah dimakamkan sekaligus tanggal pemakaman mereka.
Blok-blok bambu yang menjadi salah satu koleksi Kebun Raya Bogor mengelilingi kompleks makam Belanda yang sudah berusia ratusan tahun, bahkan sudah ada sebelum Kebun Raya Bogor didirikan pada tahun 1817. Umumnya yang dimakamkan di sana berasal dari abad 19. Total makam di kompleks perkuburan Belanda ini berjumlah 42 makam, dengan 38 makam diketahui identitasnya, sedangkan sisanya masih tidak dikenal.
Kompleks makam ini umumnya dihuni oleh bangsawan Belanda, seperti Gubernur Jenderal Hindia Belanda, DJ. de Eerens. Makam Mr. Ary Prins, ahli hukum yang merupakan Pejabat Sementara Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Anda pun bisa menemukan monumen istri Thiman Raffles.
Di kompleks makam Belanda ini, anda bisa menemukan nisan Heinrich Kuhl dan Van Hasselt, dua ahli biologi yang meninggal tahun 1820-an dan dikubur dalam satu liang lahat. Konon, Pemerintah Belanda mengutus mereka ke Indonesia untuk bekerja di Kebun Raya Bogor.
Ada pun makam tertua adalah milik Cornelis Potmans, yang dimakamkan tahun 1784. Dan makam paling anyar adalah milik Prof. Kostermans, yang dimakamkan tahun 1994. Prof. Kostermans telah menjadi WNI pada tahun 1958. Tercatat dalam sejarah, Prof. Kostermans telah berjasa dalam pengembangan ilmu Botani di Herbarium Bogoriense. Pemerintah Indonesia menghormati jasa-jasa beliau dengan mengebumikan jenazahnya di Kebun Raya Bogor, tempat beliau mengabdi.
Lanjutin sendiri yaa petualangan berburu kamboja di Pemukiman Makam Wong Londo, Kebun Raya Bogor. Saya mau kabur dulu, hiiiyy….
Leave a Reply